Bagi wanita, ada cara mudah untuk mengetahui seberapa subur pasangannya. Pandangi saja wajahnya dan perhatikan jurnal ilmiah apa saja yang dibacanya. Menurut penelitian, ketampanan dan kecerdasan seorang pria menunjukkan kualitas spermanya.
Hubungan antara kualitas sperma dengan tingkat intelegensi seorang pria pernah dilakukan di University of New Mexico pada tahun 2008. Menurut penelitian tersebut, kualitas sperma yang kurang baik bisa menjadi indikator adanya penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan kemampuan verbal dan aritmatika.
Hubungan ini terungkap saat peneliti memeriksa sampel air mani dari 425 veteran perang Vietnam di AS yang terkena dampak Agent Orange, senyawa kimia berbahaya yang digunakan untuk melumpuhkan gerilyawan. Selain mendapati penurunan jumlah sel sperma dalam air mani, peneliti juga mendapati bahwa kecerdasan para veteran menurun.
"Sperma dan kecerdasan sama-sama berhubungan dengan kebugaran fisik sehingga masuk akal jika di antara keduanya ada saling keterkaitan. Meski memang tak terlalu signifikan, terbukti ada keterkaitan," ungkap salah satu peneliti, Geoffrey Miller seperti diberitakan Newscientist.
Sementara itu hubungan sperma dengan ketampanan lebih dulu terungkap dalam penelitian di University of Valencia pada tahun 2003. Penelitian itu menunjukkan bahwa pria dengan wajah yang menarik punya sperma yang lebih sehat sehingga mampu bergerak lebih cepat untuk membuahi sel telur.
Penelitian itu dilakukan dengan mengumpulkan 66 foto pria berikut sampel spermanya. Peneliti memeriksa sampel tersebut lalu mengelompokkannya dalam 3 kategori yakni kategori sperma unggul, kategori sperma normal dan kategori sperma tidak sehat.
Setelah dikelompokkan berdasarkan kualitas spermanya, foto-foto itu kemudian dimintakan penilaian pada 66 responden wanita. Ternyata, foto-foto pria yang berada dalam kategori sperma unggul cenderung mendapat penilaian lebih menarik dibanding foto pria dalam kategori sperma normal dan tidak sehat.
"Wajah pria yang dinilai menarik oleh para responden adalah wajah-wajah yang simetris. Bagian wajah yang banyak menarik perhatian adalah mata, hidung dan telinga," ungkap Maria Sancho-Navarro, salah seorang pakar yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Hubungan antara kualitas sperma dengan tingkat intelegensi seorang pria pernah dilakukan di University of New Mexico pada tahun 2008. Menurut penelitian tersebut, kualitas sperma yang kurang baik bisa menjadi indikator adanya penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan kemampuan verbal dan aritmatika.
Hubungan ini terungkap saat peneliti memeriksa sampel air mani dari 425 veteran perang Vietnam di AS yang terkena dampak Agent Orange, senyawa kimia berbahaya yang digunakan untuk melumpuhkan gerilyawan. Selain mendapati penurunan jumlah sel sperma dalam air mani, peneliti juga mendapati bahwa kecerdasan para veteran menurun.
"Sperma dan kecerdasan sama-sama berhubungan dengan kebugaran fisik sehingga masuk akal jika di antara keduanya ada saling keterkaitan. Meski memang tak terlalu signifikan, terbukti ada keterkaitan," ungkap salah satu peneliti, Geoffrey Miller seperti diberitakan Newscientist.
Sementara itu hubungan sperma dengan ketampanan lebih dulu terungkap dalam penelitian di University of Valencia pada tahun 2003. Penelitian itu menunjukkan bahwa pria dengan wajah yang menarik punya sperma yang lebih sehat sehingga mampu bergerak lebih cepat untuk membuahi sel telur.
Penelitian itu dilakukan dengan mengumpulkan 66 foto pria berikut sampel spermanya. Peneliti memeriksa sampel tersebut lalu mengelompokkannya dalam 3 kategori yakni kategori sperma unggul, kategori sperma normal dan kategori sperma tidak sehat.
Setelah dikelompokkan berdasarkan kualitas spermanya, foto-foto itu kemudian dimintakan penilaian pada 66 responden wanita. Ternyata, foto-foto pria yang berada dalam kategori sperma unggul cenderung mendapat penilaian lebih menarik dibanding foto pria dalam kategori sperma normal dan tidak sehat.
"Wajah pria yang dinilai menarik oleh para responden adalah wajah-wajah yang simetris. Bagian wajah yang banyak menarik perhatian adalah mata, hidung dan telinga," ungkap Maria Sancho-Navarro, salah seorang pakar yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Sumber : newscientist, detikhealth